Berkhidmat Pada Nabi ﷺ dan Sunnahnya
قال رَبِيعَةُ بْنُ كَعْبٍ الْأَسْلَمِيُّ : كُنْتُ آتِي رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِوَضُوئِهِ وَبِحَاجَتِهِ ، فَقَالَ: سَلْنِي ، قُلْتُ: مُرَافَقَتَكَ فِي الْجَنَّةِ ، قَالَ: أَوَ غَيْرَ ذَلِكَ ، قُلْتُ: هُوَ ذَاكَ ، قَالَ: فَأَعِنِّي عَلَى نَفْسِكَ ، بِكَثْرَةِ السُّجُودِ .
Rabi'ah bin Ka'ab Al-Aslamiy berkata, "Aku pernah datang kepada Rasulullah ﷺ dengan membawa air wudhunya dan kebutuhannya. Lalu Rasulullah ﷺ bersabda kepadaku: 'Mintalah kepadaku', Aku lalu berkata; 'Aku ingin bersamamu di surga'. Beliau menegaskan, 'Adakah yang lain?' Aku menjawab, 'Itu saja'. Beliau ﷺ bersabda, 'Bantu aku untuk dirimu sendiri dengan memperbanyak sujud'."
🔸Takhrij Hadits🔸
Dikeluarkan oleh an-Nasa'iy dalam Sunannya (1/244) - Kitab at-Tathbiq, Bab Fadhl as-Sujud - no. 1138; dari Hisyam bin 'Ammar, dari Hiql bin Ziyad Ad-Dimasyqiy, dari Al-Auza'iy, dari Yahya bin Abi Katsir, dari Abu Salamah bin 'Abdurrahman, dari Rabi'ah bin Ka'ab Al-Aslamiy.
🔸Kedudukan Hadits🔸
1⃣ Hisyam, thabaqat 10, dinilai صدوق oleh Ibn Hajar (at-Taqrib, 1022), dan الحافظ وعالم دمشق oleh adz-Dzahabiy (al-Kasyif, 4/427).
2⃣ Hiql, thabaqat 9, dinilai ثقة oleh Ibn Hajar (at-Taqrib, 1024), dan إمام مفت ثبت oleh adz-Dzahabiy (al-Kasyif, 4/430).
3⃣ al-Auza'iy, thabaqat 7, dinilai ثقة جليل oleh Ibn Hajar (at-Taqrib, 593), dan شيخ الإسلام الحافظ oleh adz-Dzahabiy (al-Kasyif, 3/272).
4⃣ Yahya, thabaqat 5, dinilai ثقة ثبت oleh Ibn Hajar (at-Taqrib, 1065), dan كان من العباد العلماء الثبات oleh adz-Dzahabiy (al-Kasyif, 4/496).
5⃣ Abu Salamah, thabaqat 3, dinilai ثقة oleh Ibn Hajar (at-Taqrib, 1155) dan أحد الأئمة oleh adz-Dzahabiy (al-Kasyif, 5/54).
6⃣ Rabi'ah, termasuk sahabat Nabi ﷺ dan dari kalangan ahli suffah (at-Taqrib, 323).
Sanad hadits ini shahih. Riwayat ini dari Rabiah, sahabat sekaligus khadim Nabi ﷺ (Tahdzib al-Kamal, 9/139), dan membersamai Nabi ﷺ dalam waktu yang cukup lama (ath-Thabaqat al-Kubra, 4/313).
🔸Catatan Pelajaran🔸
1⃣ Ungkapan
كُنْتُ آتِي رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِوَضُوئِهِ وَبِحَاجَتِهِ ، فَقَالَ: سَلْنِي
Aku pernah datang kepada Rasulullah ﷺ dengan membawa air wudhu dan kebutuhannya. Lalu Rasulullah ﷺ bersabda kepadaku: 'Mintalah kepadaku'
Redaksi سلني bermakna اطْلُبْ منِّي حاجتَك "mintalah dariku apa yang kamu butuhkan", atau ما تُريدُه "Apa saja yang kamu inginkan". Ini merupakan penghargaan Nabi ﷺ kepada sahabatnya.
Dengan kaedah جمع النصوص في باب الواحد "menghimpun riwayat yang setema", diketahui bahwa penghargaan ini disebabkan oleh pelayanan Rabi'ah,
فَقَالَ لِي يَوْمًا لِمَا يَرَى مِنْ خِفَّتِي لَهُ وَخِدْمَتِي إِيَّاهُ سَلْنِي يَا رَبِيعَةُ أُعْطِكَ
"pada suatu hari Beliau bersabda karena melihat kesigapan saya pada urusannya dan pelayanan saya kepada Beliau ﷺ , "Mintalah kepadaku Wahai Rabi'ah, saya akan memberikannya" (Musnad Ahmad, 27/118 no. 16579)
Rabi'ah berkhidmat dengan sepenuh hati, sungguh-sungguh dan benar atas urusan-urusan Nabi ﷺ. Diungkapkan
ٍ قَالَ كُنْتُ أَخْدُمُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ وَأَقُومُ لَهُ فِي حَوَائِجِهِ نَهَارِي أَجْمَعَ حَتَّى يُصَلِّيَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ الْعِشَاءَ الْآخِرَةَ فَأَجْلِسَ بِبَابِهِ إِذَا دَخَلَ بَيْتَهُ أَقُولُ لَعَلَّهَا أَنْ تَحْدُثَ لِرَسُولِ اللَّهِ ﷺ حَاجَةٌ فَمَا أَزَالُ أَسْمَعُهُ يَقُولُ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ سُبْحَانَ اللَّهِ سُبْحَانَ اللَّهِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ حَتَّى أَمَلَّ فَأَرْجِعَ أَوْ تَغْلِبَنِي عَيْنِي فَأَرْقُدَ
"saya melayani Rasulullah ﷺ, memenuhi keperluannya di siang hari semuanya, sampai Rasulullah ﷺ shalat Isya, lalu saya duduk di depan pintunya, jika Beliau ﷺ masuk, saya katakan semoga ada keperluan Rasulullah ﷺ, sehingga saya mendengar Rasulullah ﷺ membaca
سُبْحَانَ اللَّهِ سُبْحَانَ اللَّهِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ
sehingga saya letih lalu pulang atau sampai mataku kalah, lalu saya tertidur" (Musnad Ahmad, 27/118 no. 16579)
Ini bentuk khidmat sahabat terhadap Nabi ﷺ . Berkhidmat hingga batas akhir kemampuan, hingga lelah atau tertidur karena sangat mengantuk dalam menjaga dan menanti perkara yang diperlukan Nabi ﷺ. Hari demi hari berjalan demikian.
2⃣ Bagaimana dengan umat Islam yang hidup setelah wafatnya Nabi ﷺ ?, Dapatkah tawaran baik itu diraih ?. Nabi ﷺ bersabda
مَنْ أَحْيَا سُنَّتِي فَقَدْ أَحَبَّنِي، وَمَنْ أَحَبَّنِي كَانَ مَعِي فِي الْجَنَّةِ
"barangsiapa menghidupkan sunnahku, berarti dia mencintaiku dan barangsiapa mencintaiku, maka dia akan bersamaku di surga" (Sunan at-Tirmidziy, 4/410 no. 2678)
Ungkapan أحيا سنتي bermakna
أظهرها وأشاعها بالقول أو العمل
"memperlihatkan dan menyebarluaskannya dengan perkataan atau perbuatan".
Memperlihatkan sunnah Nabi ( أظهر سنة النبي ) mengharuskan adanya aktifitas:
(a) تعلم "belajar" dan
(b) تعليم "pengajaran" tentang akidah dan hukum-hukum Allah تعالى .
Adapun menyebarluaskannya (أشاع سنة النبي) mengharuskan adanya aktifitas:
(a) الأَمْر بِالْمَعْرُوفِ بِجِدٍّ "amar ma'ruf yang disertai kesungguhan", kata المعروف berarti جميع الطاعات "semua yang terkategori ketaatan", baik terkait perkara akidah, ibadah, akhlak, pergaulan (إجتماعي), ekonomi (إقتصاد), dan politik (سياسة), dan lain-lain.
(b) النهي عن المنكر بجد "mencegah dari kemungkaran yang disertai kesungguhan". Kata المنكر ialah
كلُّ ما نَهَى الله تعالى عنه ورسوله
"semua yang dilarang oleh Allah تعالى dan Rasul-Nya ﷺ "
Dan kemungkaran ini bisa terjadi dalam berbagai aspek kehidupan, maka sunnah Nabi ﷺ atasnya ialah mencegah perkara itu sesuai kemampuan seorang muslim.
Dan redaksi سنتي bermakna
طريقة النبوية في تطبيق أحكام الله في واقع الحياة
"metode kenabian dalam penerapan hukum Allah تعالى pada realita kehidupan".
Aktifitas أَحْيَا سُنَّتِي bukti cinta kepada Nabi ﷺ , dan cinta kepada Beliau ﷺ adalah wajib, dan kecintaan ini akan mengantarkan pada كَانَ مَعِي فِي الْجَنَّةِ "dia akan bersamaku di surga", dan redaksi معي ialah معية مقاربة "kebersamaan yang dekat".
Aktifitas ini bentuk khidmat umat Islam yang hadir setelah Nabi ﷺ wafat, yang dengannya terbuka peluang untuk membersamai Beliau ﷺ dalam kebersamaan yang begitu dekat di jannah yang penuh kenikmatan.
Sebagaimana Rabi'ah bin Ka'ab telah mengambil peluang yang mulia ini, maka begitu juga seyogianya setiap muslim lakukan di masa kini.
3⃣ Ungkapan
أَوَ غَيْرَ ذَلِكَ
Beliau ﷺ menegaskan, 'Adakah yang lain?' , bermakna
هل تَطلُبُ طلَبًا غيرَ ذلك مِن أمورِ الدُّنيا أو الآخِرَةِ
"apakah kamu meminta perkara lain dari urusan dunia atau akhirat ?"
Ini untuk mengetahui dan memastikan adakah keinginan lain yang jadi perhatian Rabi'ah.
Ini bentuk kasih sayang Nabi ﷺ . Beliau ﷺ memberi kesempatan kepada Rabi'ah untuk menyampaikan keinginan lain yang dikehendakinya, agar Nabi ﷺ mewujudkan apa yang diinginkannya itu.
سَلْنِي يَا رَبِيعَةُ أُعْطِكَ
""Mintalah kepadaku Wahai Rabi'ah, saya akan memberikannya" (Musnad Ahmad, 27/118 no. 16579).
Begitu besar penghargaan Nabi ﷺ kepada sahabat yang berkhidmat padanya. Dari segi مفهوم موافقة , maka
(a) 'Illat yang sama ada pada aktifitas menghidupkan sunnah Nabi ﷺ. Ini bentuk kecintaan dan khidmat kepada Beliau ﷺ.
(b) bentuk kecintaan dan khidmat ini lebih besar saat dilakukan oleh muslim setelah Beliau ﷺ wafat dan hidup pada masa terjadinya kerusakan, sehingga disertai banyak kesulitan (مشقات).
Oleh karena itu, yang demikian ini lebih layak dan sangat pantas untuk mendapatkan apa yang Nabi ﷺ berikan kepada Rabi'ah atas izin Allah تعالى.
Rabi'ah kemudian menjawab هُوَ ذَاكَ "itu saja", jawaban ini merupakan penguatan (التأكيد), dan bermakna
أكونَ رَفيقَك في الجنَّةِ وليس لي غيرُه
"saya ingin jadi sahabat dekatmu Nabi ﷺ di jannah dan tidak ada keinginan yang lain"
4⃣ Ungkapan
أَعِنِّي عَلَى نَفْسِكَ ، بِكَثْرَةِ السُّجُودِ
Bantu aku untuk dirimu sendiri dengan memperbanyak sujud
bermakna
أعنِّي على هذا الأمرِ حتَّى يُحقِّقَه اللهُ لك، فالْزَمْ كثرةَ السُّجودِ للهِ في الصَّلاةِ.
"bantu saya atas urusan ini sehingga Allah تعالى merealisasikannya untukmu, maka kamu harus memperbanyak sujud kepada Alah تعالى dalam shalat."
Kata السجود di sini termasuk إطلاق الجزء وإرادة الكل "penyebutan sebagian, dan yang dikehendaki keseluruhan". Sujud salah satu bagian dari shalat, dan dengan menyebutnya di hadits ini, maka yang dimaksud ialah shalat itu sendiri.
Nabi ﷺ mengajarkan sahabat untuk memperbanyak shalat, amalan yang harus dijaga agar semakin dekat dengan Allah تعالى, sehingga Dia تعالى berkenan mewujudkan apa yang jadi keinginan hamba. al-Qadhiy Taqiyuddin memberi nasehat
لا بد أن يسيطر على المسلم إدراكه لصلته بالله تعالى فيتقرب إليه بالصلاة والدعاء وتلاوة القرآن ونحوها ...
"muslim harus selalu menyadari hubungannya dengan Allah تعالى, sehingga selalu mendekatkan diri kepada-Nya dengan shalat, doa, membaca al-Qur'an, dan yang sejenisnya". (Mafahim Hizb at-Tahrir, 59)
Nas'aluLlaaha an-nushrah, wabiLlaahi at-taufiq wa al-hidayah [ibn mukhtar]

